counter create hit Menjadi Pemuda Idaman Umat

Iklan

Iklan

,

Iklan

Menjadi Pemuda Idaman Umat

Administrator
30 Okt 2023, 06:00 WIB Last Updated 2023-10-29T23:00:22Z

 

Menjadi Pemuda Idaman Umat
Oleh : Ari Nurainun, SE
(Aktivis Muslimah)

Pada Jumat (6 Oktober 2023) Sat Binmas Polresta Samarinda menggelar sosialisasi cegah dan tangkal Paham Radikalisme di kalangan pelajar. Sosialisasi pertama diadakan di SMA Negeri 8 Jalan Untung Suropati Kelurahan Karang Asam Ulu.

Kanit Bhabinkamtibmas Sat Binmas Polresta Samarinda Iptu Kasidi mengatakan, pentingnya sosialisasi di kalangan pelajar agar tidak terpapar Paham Radikalisme.Kepada Busam.ID, kasidi mengatakan cara berpikir pelajar yang masih labil menjadi salah satu sasaran untuk menyebarkan Paham Radikalisme.

Sosialisasi menekankan Ideologi Pancasila dengan nilai-nilainya yang telah dirumuskan para tokoh ulama, agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menangkal Radikalisme

Isu radikalisme terus- menerus dinarasikan sebagai bahaya yang mengancam para pemuda negeri ini. Hal ini makin diperkuat dengan berbagai riset dan survei tentang hal ini. Berbagai program digencarkan banyak pihak untuk mengawal pemuda agar tidak terpengaruh radikalisme. Tujuannya dalam rangka membendung paham ini.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid dalam diskusi publik di kedutaan Prancis di Jakarta (20/7/2022) mengatakan terdapat 33 juta penduduk terpapar radikalisme di Indonesia. Hal itu disampaikan pada Rabu (20/7/2022) dalam diskusi publik di Kedutaan Besar Prancis, Jakarta.

Dilansir via Antara, Ahmad menjelaskan ciri-ciri masyarakat terpapar radikalisme adalah intoleran terhadap perbedaan dan keragaman serta sudah anti Pancasila.

Adapun ciri lainnya, mereka bakal memerangi kelompok agama tertentu yang berbeda paham dan menjadi anti terhadap pemerintahan yang sah dengan cara menyebar hoaks dan fitnah. Hal itu oleh Ahmad disebut sebagai indeks potensi radikalisme. Masih menurut Ahmad, Ciri indikasi ini di Indonesia sudah mengalami penurunan dari 2019 di angka 38,4 persen, dan pada 2020 sampai 2021 turun di angka 12,2 persen. Artinya masih 33 juta penduduk yang sudah terpapar.

Melawan Narasi sesat

Pemuda muslim sebagai agen perubahan perlu mengetahui ada apa di balik narasi anti radikalisme? Selama ini radikalisme selalu diarahkan pada Islam. Istilah  radikalis digunakan untuk menyebut orang yang fanatik pada agamanya. Sehingga mereka dinilai ekslusif, intoleran, dan menolak moderasi beragama.

Faktanya , isu radikalisme muncul bersamaan dengan terorisme. Barat adalah merupakan pihak yang menciptakan istilah ini. Tepatnya setelah peristiwa 9/11 yang meruntuhkan menara kembar World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat (AS). George Bush, Presiden AS pada waktu itu langsung menyatakan perang melawan terorisme. Ia memaksa negara-negara di dunia untuk memilih, bersama AS ataukah bersama teroris.

Di masa Trump, perang melawan terorisme berubah menjadi perang melawan radikalisme. Kemudian pemikiran ini diadopsi oleh seluruh negara di dunia. Mereka menyetujui lebel yang disematkan Barat pada kelompok muslim yang taat dengan sebutan “radikal”.

Pemuda, Jangan Salah Arah

Berbagai program anti radikalisme, bisa membahayakan kondisi umat di masa mendatang. Pemuda yang tidak memahami islam secara menyeluruh akan terjebak pada narasi sesat ini. Akhirnya mereka akan mengikuti arahan dan tanpa sadar menjadi kaki tangan penjajah.

Oleh karenanya, sebagai pemuda muslim, wajib mewaspadai bahwa agenda melawan radikalisme adalah program Barat untuk memusuhi islam dan kaum muslimin. Tak hanya itu, agenda radikalisme adalah upaya untuk melanggengkan penjajahan di negeri-negeri kaum muslim.

Pemuda adalah agen perubahan. Sejarah mencatat, Orang-orang yang berdiri di samping Rasulullah saw. adalah para pemuda. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khaththab, Ja’far bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash, Usamah bin Zaid, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Mus’ab bin Umair, dsb.Tidak ada yang meragukan sepak terjang para pemuda itu dalam memperjuangkan Islam. Mereka senantiasa membela dan berjuang bersama Rasulullah saw. Mereka adalah para pemuda yang taat, memegang teguh Islam, dan rela berkorban demi Islam. mereka tidak bisa diadu domba oleh musuh. Merekalah pemuda yang dirindukan surga-Nya.

Dalam sebuah hadist Rasulullah saw bersabda :

“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, [yaitu] seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah.” (HR Bukhari Muslim). Wallahu'alam bi showab

Iklan