counter create hit KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU ADA DALAM HATI

Iklan

Iklan

,

Iklan

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU ADA DALAM HATI

Faizal Angga Felani
18 Jul 2023, 06:19 WIB Last Updated 2023-07-17T23:19:39Z

 

TAZKIYATUN NAFS

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU ADA DALAM HATI

Oleh : Afdalil Zikri


Sering kita bertanya dalam hidup ini, dimanakah letak kebahagiaan dan kesengsaraan

hidup? Sebagian orang akan menjawab bahwa kebahagiaan hidup itu terletak pada harta,

anak-anak, pangkat, jabatan ataupun ketika mendapat pujian atas prestasi yang mereka raih.

Sebenarnya letak kebahagiaan hidup itu ada dalam hati kita masing-masing. Tidak dipungkiri

bahwa manusia hanya akan bisa merasakan bahwa hidupnya bahagia kalau dalam hatinya

merasakan perasaan itu. Dan sebaliknya, akan merasakan sengsara kalau dalam hatinya

terdapat perasaan sengsara tersebut. Semua isi dunia dengan segala macam problematikanya

bukanlah sumber kebahagiaan atau kesengsaraan, tetapi tidak lebih dari faktor penyebab bagi

timbulnya kedua hal tersebut.


Kita sering beranggapan bahwa kekayaan adalah sumber kebahagiaan. Anggapan ini

tidak sepenuhnya benar dan juga tidak selalu salah. Banyak kasus ditemui dalam hidup ini

tentang banyaknya orang kaya yang tidak bahagia dalam hidupnya. Mereka sibuk dengan

harta yang dimiliki yang dengan harta tersebut mereka bisa stress, merasa tertekan dan susah

mengendalikan harta tersebut. Namun tidak sedikit juga kita temui bahwa orang miskin juga

tidak bahagia dan menderita karena kemiskinannya. Posisi tersebut sangat bertentangan

dengan naluri manusia yang intinya manusia ingin sekali hidup bahagia dengan harta yang

dimilikinya.


Posisi seperti hal di atas mengajarkan kepada kita bahwa kekayaan tidak menjamin

hidup bahagia, namun bahagia atau tidaknya kita tergantung dari kita menyikapi harta

tersebut. Dan penyikapan itu sangat ditentukan oleh hati karena hatilah yang sangat berperan

dalam menyikapi hal tersebut.


Bahagia dan sengsara didominasi oleh peranan hati dalam menyikapi sesuatu yang

terjadi. Sejauh mana kita bisa menyikapi hidup ini beserta segala permasalahannya dengan

arif dan bijaksana, sejauh itu pula kebahagiaan dan kesengsaraan ada dalam diri. Di sinilah

letaknya peranan kearifan hati. Namun yang jadi pertanyaannya adalah apakah manusia bisa

menyikapi persoalan di dunia ini dengan kearifan hati?


Bentuk penerimaan manusia dalam menghadapi masalah berbeda-beda. Sebagian

orang menganggap masalah yang kita punya itu ringan dan kita menganggap bahwa masalah

orang lain itu sangat berat. Karena apa? Karena manusia mempunyai pandangan yang

berbeda dalam menyikapi masalah. Jadi, hatilah yang berperan. Kunci kebahagiaan dan

kesengsaraan adalah di dalam hati ini. Tak ada jalan lain yang harus kita tempuh selain

melatih hati agar bisa berlaku arif dan bijaksana dalam menyikapi masalah yang ada. 


Caranya bagaimana?


Setuju atau tidak setuju bahwa untuk melatih hati agar bisa berlaku arif dan bijaksana

adalah dengan kembali pada agama. Mengapa? Agama mengajarkan kepada kita bahwa kita

harus sabar dalam menerima musibah dan bersyukur dalam menerima nikmat. Agama juga

mengajarkan bahwa kita harus qana’ah dalam hidup, yaitu dengan menerima pemberian

Allah dengan lapang dada dan tidak ada perasaan keluh kesah. Dan dalam berusaha kita harus

optimis lalu bertawakkal kepada Allah.


Konsep agama jelas dalam menyikapi permasalahan hidup ini. Jelaslah bahwa siapa

yang berpegang teguh dengan apa yang diajarkan agama, maka hidupnya akan bahagia.

Sebaliknya, siapa yang tidak berpegang teguh kepada ajaran agama, hidupnya akan sengsara.

Kunci meraih hidup bahagia itu tidak sulit dan tidak dirahasiakan oleh Allah SWT,

bahkan secara terang-terangan Allah memberitahukan hal tersebut. 


Pertanyaannya adalah,

apakah dengan telah kita ketahui kunci kebahagiaan itu kita akan acuh tak acuh dengan

semua ini? Ataukah kita akan berusaha membuka kunci kebahagiaan yang letaknya ada

dalam diri kita yaitu hati? Hanya kita masing-masing yang bisa menjawabnya.

Iklan