counter create hit Gen Z Melek Politik Islam, Kenapa Tidak!

Iklan

Iklan

,

Iklan

Gen Z Melek Politik Islam, Kenapa Tidak!

Administrator
13 Okt 2023, 09:38 WIB Last Updated 2023-10-13T02:38:34Z


Gen Z Melek Politik Islam, Kenapa Tidak!
Oleh: Ninis (Aktivis Muslimah Balikpapan)

Generasi Sadar Politik alias Gaspol gencar disosialisasikan kepada para pelajar di beberapa sekolah SMA sederajat akhir-akhir ini. Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Adapun tujuan dari Gaspol adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan politik kepada masyarakat, khususnya para pemuda.

Kegiatan Gaspol ini setidaknya sudah dilaksanakan sebanyak lima kali.  Dan yang menjadi fokus dalam sosialisas ini adalah para pemilih pemula. Sebab, dari DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang ditetapkan oleh KPU, generasi (gen)  Z dan milenial ini hampir 60 persen dari jumlah DPT itu.

Kepala Badan Kesbangpol Balikpapan, Sutadi mengatakan selain sosialisasi terhadap pemilih pemula juga sebagai bentuk edukasi. Yakni memberikan pendidikan politik tentang pentingnya menggunakan hak suara dalam pemilu. Namun, apakah Gaspol hanya sekedar agar gen Z mau menggunakan hak pilihnya pada tahun politik? Lantas bagaimana membangun kesadaran politik dalam perspektif Islam?

Makna Politik Dikerdilkan

gen Z yang mengagungkan kebebasan dan hedonis nyata telah mempengaruhinya menjadi manusia yang individualis, mager dan  suka hura-hura. Sikap apatis, cuek dan buta politik memang menghinggapi gen Z. Sikap seperti ini tentunya tak lepas dari ide sekulerisme yang menjauhkan agama dari politik. Pasalnya, sistem demokrasi yang dipakai dalam berpolitik identik dengan politik kotor, penuh tipu daya, dusta, kezhaliman, penghianatan dan transaksional.

Wajar akhirnya jika gen z bersikap apatis dan cuek yang bisa jadi tak sepenuhnya salah mereka. Jamak diketahui, pemimpin yang terpilih tidak benar-benar mengarah pada perubahan hakiki. Alih-alih janji kampanye akan memperbaiki nasib rakyat terwujud, justru kondisi rakyat kian terpuruk begitulah bobroknya demokrasi. Kini jelang pemilu pemerintah gencar melakukan edukasi gaspol ke gen Z agar mereka mau menggunakan hak suaranya

Sayangnya, makna politik yang disosialisasikan hanya sebatas hak untuk memilih. Seolah-olah makna politik dikerdilkan sebatas menggunakan hak suara di pemilu. Jangan sampai keterlibatan gen Z dalam  pemilu malah hanya akan melanggengkan sistem demokrasi dan memperpanjang usia sistem kapitalis. Sistem yang terbukti nyata menyebabkan ketidakadilan, kesenjangan sosial dan kezhaliman.

Sejatinya, jika ingin membentuk kesadaran politik secara total tak sekedar menginginkan suaranya. Tapi juga memberikan edukasi yang benar terkait makna politik dan gen Z diberi ruang untuk menyuarakan kebenaran sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi rakyat.

Politik Perspektif Islam

Politik di dalam Islam dikenal dengan istilah siyasah maknanya adalah mengurusi urusan rakyat. Sehingga ketika berkecimpung dalam politik berarti bersedia memperhatikan kondisi umat dengan cara menghilangkan kezhaliman. Yakni menghilangkan kezhaliman penguasa pada umat dan melenyapkan kejahatan orang-orang kafir pada umat.

Perintah Allah SWT untuk memperhatikan urusan kaum muslimin terdapat dalam hadits Rasulullah SAW. "Siapa saja yang bangun pagi namun tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al Hakim).

Artinya gen Z memang harus sadar akan politik sesuai cara pandang Islam. Yakni peduli dengan kondisi umat. Sehingga tidak ada pemuda yang buta politik, cuek jika agamanya, nabinya dihina ataupun kaum muslimin ditindas. Sebab mereka paham bahwa wajib memperhatikan urusan umat.

Agar memiliki pemikiran politis gen Z wajib mengkaji Islam secara keseluruhan (kaffah). Selain itu , mereka juga harus berdakwah dan memperjuangkan Islam agar perubahan hakiki bisa terwujud. Pemuda dalam Islam memiliki peranan penting sebab di tangan merekalah tongkat estafet kepemimpinan kelak. Sehingga keberadaannya harus diperhatikan oleh negara tak hanya hak suaranya saja yang diperhatikan.

Sepanjang peradaban Islam terbukti para pemuda telah menjadi  teladan. Bahkan, di usia belasan tahun berkontribusi besar untuk Islam dan umat, seperti Khalid bin Walid, Muhammad Al Fatih, Thoriq bin Ziyad, dan lain sebagainya. Wallahu A'lam.

Iklan