counter create hit Orang Tua Murid yang Mengkatapel Guru SMA Bengkulu Mengaku Bersalah dan Meminta Maaf

Iklan

Iklan

,

Iklan

Orang Tua Murid yang Mengkatapel Guru SMA Bengkulu Mengaku Bersalah dan Meminta Maaf

Administrator
8 Agu 2023, 16:12 WIB Last Updated 2023-08-08T09:12:31Z


Kasus yang menghebohkan di SMA Negeri 7 Rejang Lebong, di mana seorang murid menggunakan katapel untuk melukai mata guru, mendapat perkembangan baru. Arfan Jaya (45), ayah dari murid tersebut, akhirnya dihadapkan pada proses hukum setelah ditetapkan sebagai tersangka. Dia mengakui perbuatannya sebagai tindakan khilaf dan dengan tulus meminta maaf kepada guru korban.

Dalam ungkapannya di Polres Rejang Lebong pada Senin (7/8/2023), Arfan Jaya yang terlihat sedih dan menangis mengatakan, "Saya memohon maaf sedalam-dalamnya kepada guru yang telah saya lukai. Maafkan saya atas tindakan itu." Pernyataan ini menggambarkan rasa penyesalan yang mendalam dari orang tua tersebut.

Selain itu, Arfan juga sangat mengutamakan pendidikan anaknya meskipun kejadian tersebut membuatnya dihadapkan pada konsekuensi hukum. Ia mengungkapkan keinginannya agar anaknya tetap dapat bersekolah dan belajar dengan baik. "Untuk anak saya, harus tetap sekolah dan rajin belajar. Anak saya akan saya pindahkan ke sekolah lain," ujar Arfan dengan tekad yang jelas.

Namun, dalam konteks ini, ada juga perasaan yang berbaur antara rasa keadilan dan penerimaan maaf. Ilham Mubdi, anak dari guru yang menjadi korban serangan katapel tersebut, mengungkapkan bahwa meskipun ia memaafkan pelaku, proses hukum harus tetap berjalan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Ilham berpendapat bahwa tindakan yang menyebabkan cedera serius harus mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Untuk memaafkan, saya sebagai manusia memaafkan. Tapi proses hukum harus tetap berjalan sesuai dengan perbuatan yang telah pelaku perbuat. Bila nanti hukumannya ringan, maka biarlah azab Tuhan yang menghukumnya," tegas Ilham, dengan pandangan yang menggambarkan harapannya terhadap keadilan.

Kasus ini memperlihatkan kerumitan dalam mencari keseimbangan antara penerimaan maaf dan pelaksanaan hukum yang adil. Sementara Arfan Jaya mengungkapkan penyesalan dan permintaan maafnya, Ilham Mubdi menunjukkan sikap teguhnya terhadap proses hukum yang sesuai. Semoga kasus ini memberikan pelajaran tentang pentingnya bertanggung jawab atas tindakan serta nilai-nilai keadilan yang harus dijunjung dalam masyarakat.

 

Sumber : detik .com

Iklan