counter create hit Beda 1 Muharram dan 1 Suro

Iklan

Iklan

,

Iklan

Beda 1 Muharram dan 1 Suro

Faizal Angga Felani
14 Jul 2023, 10:31 WIB Last Updated 2023-07-14T03:33:43Z

Ilustrasi

Beda 1 Muharram dan 1 Suro

Meskipun malam 1 Suro dan 1 Muharram dirayakan pada hari yang sama, ada perbedaan signifikan antara keduanya. Perbedaan ini dapat dilihat dari sejarah, cara merayakan, makna, dan larangan yang menyertainya. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai perbedaan malam 1 Suro dan 1 Muharram:


1. Sejarah

Malam 1 Suro dipilih pada tanggal yang sama dengan 1 Muharram pada masa pemerintahan kerajaan Demak di Jawa. Sunan Giri II menggabungkan sistem kalender Hijriyah dengan kalender Jawa sekitar tahun 931 H atau 1443 Jawa baru.

Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram Islam kemudian mempertahankan tradisi malam 1 Suro dengan tujuan menyatukan masyarakatnya dan memperkuat perlawanan terhadap Belanda. Setelah itu, tradisi-tradisi dari keraton yang terkait dengan malam 1 Suro tetap diadakan setiap tahun.

Sementara itu, perayaan 1 Muharram sebagai Tahun Baru Islam berasal dari usulan Umar bin Al Khattab pada tahun 638 M. Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, sistem penanggalan mengalami kesulitan, dan akhirnya peristiwa Hijrah dipilih sebagai awal tahun kalender Islam.


2. Cara Merayakan

Di masyarakat Jawa, malam 1 Suro masih dipengaruhi oleh tradisi kraton. Beberapa cara merayakan malam 1 Suro antara lain kirab, tapa bisu, membersihkan pusaka atau keris, ziarah ke makam sesepuh, slametan, tirakatan, lek-lekan, dan tuguran.

Sementara itu, perayaan 1 Muharram dilakukan dengan melakukan amalan-amalan baik seperti puasa, dzikir, berdoa, dan menghadiri majelis atau pengajian.


3. Makna

Malam 1 Suro dan 1 Muharram memiliki kesamaan dalam mengajak orang untuk semakin mendekatkan diri kepada pencipta. Masyarakat Jawa meyakini pentingnya ingat dan waspada sepanjang bulan Suro, dengan ingat artinya manusia harus menyadari siapa dirinya dan kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan, sedangkan waspada berarti harus menjaga diri dari godaan yang menyesatkan.

Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram memiliki makna khusus. Pertama, mengingat peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Kedua, sebagai perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat dalam menyebarkan agama Islam. Umat Islam juga diminta untuk introspeksi diri atau muhasabah terhadap kesalahan yang dilakukan pada tahun sebelumnya, sehingga di tahun berikutnya mereka menjadi lebih sadar diri dan kuat dalam iman.


4. Mitos dan Larangan

Malam 1 Suro memiliki banyak mitos dan larangan yang berkembang di masyarakat Jawa. Beberapa larangan yang terkait dengan malam 1 Suro antara lain larangan keluar rumah, larangan menggelar pernikahan, dan larangan pindah rumah. Mitos dan larangan ini muncul karena pengaruh budaya kraton yang menganggap malam 1 Suro sebagai waktu yang sakral dan mistis.

Di sisi lain, dalam Islam tidak ada larangan khusus selama bulan Muharram. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan bahwa bilangan bulan dalam sisi-Nya adalah dua belas bulan, di antaranya empat bulan diharamkan. Umat Islam dilarang melakukan perbuatan buruk atau kerusakan selama bulan-bulan yang diharamkan tersebut, termasuk bulan Muharram.

Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan antara malam 1 Suro dan 1 Muharram yang perlu kita pahami.

Iklan