counter create hit BANYAK ANAK BANYAK REZEKI, MITOS?

Iklan

Iklan

,

Iklan

BANYAK ANAK BANYAK REZEKI, MITOS?

Faizal Angga Felani
24 Jul 2023, 08:15 WIB Last Updated 2023-07-24T01:15:59Z
Artikel


BANYAK ANAK BANYAK REZEKI, MITOS?

Oleh: Pipit Era Martina


Sahabat, tentu sudah tidak asing bukan dengan kalimat ‘banyak anak banyak rezeki’. Di zaman sekarang ini justru banyak orang yang mempertanyakan akan hal tersebut. Itu mitos atau kenyataan? Karena tidak jarang dari wanita zaman sekarang ini yang enggan memiliki banyak anak, dengan berbagai macam alasan. Ada yang berkata tidak sanggup membiayai kehidupannya. Ada pula yang beralasan repot, sakit saat melahirkan dan masih banyak lagi alasan yang mereka kemukakan.


Pernah suatu ketika, saya bertemu dengan seorang pasien yang memiliki satu anak berusia sekitar tiga tahun. Dengan iseng, saya bilang, “Mbak, anakmu cakep loh, hamil lagi aja.” 


Dia menjawab, “Nggak ah mba, mau satu aja.” 


“Lahh, nggak boleh ngomong gitu mba,’ sahutku. 


“Beneran kok mba, nggak mau punya anak lagi. Satu aja udah cukup, bapaknya juga nggak kuat kasih biaya.


Biaya, satu hal yang sering dikemukakan para orang tua untuk menjadi satu-satunya alasan yang paling kuat untuk membatasi lahirnya generasi-generasi penerus. Bagi mereka biaya hidup itu tidak cukup hanya mengandalkan keikhlasan dan kepasrahan. Dimana pada zaman saat ini tidak semua orang berada dalam kemudahan dalam hal mencari nafkah. Itulah sebabnya kenapa mereka membatasi lahirnya keturunan (anak). Bagi mereka anak sedikit tak masalah asalkan berkualitas, daripada anak banyak tetapi tidak berkelas. 


Tidak disalahkan jika orang tua berfikiran seperti itu. Berfikir untuk kepentingan masa depan anak. Namun, jangan pula berkata tidak menginginkan anak lagi karena kita tidak pernah tahu keputusan Allah itu seperti apa. Bisa saja, meski kita sudah membatasi kehamilan, tiba-tiba Allah titipkan janin dalam rahim. Jangan sampai apa yang kita tanam dalam hati, yakni tidak ingin hamil lagi menguasai jiwa, hingga mengakibatkan hal-hal berbahaya seperti membenci diri sendiri atau berada pada puncaknya membuang si jabang bayi.  


Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak bingung terhadap apa yang tengah kita hadapi karena selalu ada Allah yang tak pernah tidur. Mengapa kita merasa takut, ketika Allah selalu ada dan lebih dekat daripada urat nadi? Janganlah merasa miskin, ketika ada Allah yang Maha Kaya. Tak boleh merasa lemah ketika kita tahu ada Allah yang Maha Memberi.


Banyak anak banyak rezeki, suatu mitos yang membutuhkan pembuktian. Percayalah, setiap anak yang terlahir sudah membawa garis kehidupan masing-masing. Orang tua hanya sebagai perantara untuk membesarkan dan mengiringi perjalanan kehidupannya hingga masa yang telah ditentukan.


Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian disebabkan takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan mereka rezeki dan juga untuk kalian.” (QS. Al-Isra: 31)


Allah SWT itu maha sempurna, jadi tidaklah mungkin Allah menciptakan sesuatu tanpa pelengkapnya. Manusia terlahir berikut garis kehidupannya, rezeki, jodoh, maut, semua sudah ditetapkan dalam catatan Allah. Jadi tidak perlu risau dengan kelahiran seorang anak. Yakinlah bahwa Allah akan senantiasa ada memberi pertolongan, asalkan kita mau mempercayai-Nya, berusaha dan berpasrah kepada-Nya, dan meyakini bahwa ketentuan yang Allah gariskan itulah yang terbaik bagi kita.


Allah SWT berfirman, “Dan tidak satupun binatang melata di muka bumi ini kecuali Allah yang akan memberikannya rezeki.” (QS. Hud: 6)


Nah sahabat sekalian, sudah jelas bukan? Bahwa Allah tidak menciptakan makhluk tanpa memberinya rezeki dan garis kehidupan sendiri. Antara satu dengan yang lainnya memiliki rezeki dan garis kehidupan yang berbeda. Ada yang terlahir sebagai orang yang serba berkecukupan, adapula yang terlahir sebagai manusia yang sederhana. Jika kita terlahir sebagai orang yang sederhana, tidak menutup kemungkinan dengan kita melahirkan seorang anak mampu merubah kehidupan menjadi lebih baik. Asalkan hati terus terpatri pada Illahi, maka apapun yang kita mau, Allah akan beri.


Nabi Muhammad SAW bersabda, “Nikahilah wanita-wanita yang penyayang dan subur yang bisa menghasilkan banyak anak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat terdahulu pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Daud, Nasai dari sahabat Ma’qil ibnu Yasar)


Pernah suatu waktu ada perbincangan mengenai jumlah anak. Ada salah satu ibu yang merespon dengan jawaban begini, “Banyak anak banyak rezeki itu kan zaman dulu, kalau sekarang ya berbeda. Bukan lagi banyak rezeki, tapi banyak anak gantung diri.” Berdasarkan pengungkapan mereka, sebagian besar dikarenakan faktor ekonomi yang kurang memadai. Kata mereka, kenapa di zaman dulu bisa banyak anak, karena mereka tidak memikirkan untuk kebutuhan pendidikan dan sebagainya. Sedangkan di zaman saat ini, semua harus dibayar dengan materi, bukan lagi sekedar harga diri. Jika zaman dulu memiliki selusin anak itu mudah, maka tidak di zaman sekarang. Sebagian dari mereka berkata, banyak anak mengantarkan orang tua pada musibah. Allahu Akbar.


Musibah yang mereka maksud disini adalah bertambahnya kebutuhan hidup dan kewajiban yang semakin tinggi untuk menghidupi anak-anak mereka. Mereka tidak menyadari bahwa semua bisa serasa ringan jika ada Allah dalam setiap hembusan nafasnya dan selalu ada shalawat yang mengiringi setiap detak jantungnya.


Berkata Asy-Syaikh Al-‘Ustaimin, “Sungguh sangat keliru orang yang berburuk sangka kepada Rabb-Nya. Yang mengatakan: ‘Janganlah kalian memperbanyak anak, yang menyebabkan rezeki kalian menjadi sempit!.’ Mereka telah berdusta, demi Allah pemilik ‘arsy. Jika mereka memperbanyak anak niscaya Allah akan memperbanyak pula rezeki mereka. Karena tidak satupun binatang melata dimuka bumi ini kecuali Allah yang memberikannya rezeki. Maka rezeki anak-anak kamu semua dijamin oleh Allah azza wajalla. Allah ta’ala lah yang akan membukakanmu pintu-pintu rezeki yang dengan engkau bisa menafkahi mereka semua. Akan tetapi, kebanyakan manusia memiliki persangkaan yang buruk kepada Allah. Merekapun kemudian bersandar kepada perkara-perkara yang bersifat materi belaka. Mereka tidak berpikir jauh dan tidak pula berpikir akan kebesaran Allah SWT. Dia-lah yang akan mmberikan rezeki sebanyak apapun anak yang dimiliki. Perbanyaklah anak, niscaya rezekimu akan bertambah, dan inilah pernyataan yang benar.” (Lihat: Syarah Riyadhush Shalihin: 1/91)


Semoga Allah Tabaraka wa Ta’ala menganugerahkan kepada kita semua anak-anak yang shalih dan shalihah yang bisa memberi manfaat dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin ya Rabb.


Lampung, Selasa 16 Februari 2016

Iklan