counter create hit Tujuh Indikator Kebahagiaan

Iklan

Iklan

,

Iklan

Tujuh Indikator Kebahagiaan

Administrator
8 Jun 2023, 10:30 WIB Last Updated 2023-06-08T03:30:17Z


TUJUH INDIKATOR KEBAHAGIAAN
Oleh : Pipit Era Martina

Bahagia, satu kata dengan berjuta cerita di dalamnya yang setiap orang ingin meraihnya. Termasuk para sahabat sekalian, saya dan berjuta insan di muka bumi ini. Sebagian besar orang akan menjawab, “Saya ingin bahagia,” ketika mendapat sebuah pertanyaan, “Apa yang ingin kalian dapatkan dalam hidup ini?”.

Nah, membicarakan tentang bahagia, sudahkan sahabat sekalian memahami arti dari kata “BAHAGIA” itu sendiri? Secara etimologi, kebahagiaan berarti dimana seseorang berada dalam keadaan yang senang, tentram, damai, terlepas dari segala sesuatu yang menyusahkan. Di situlah kebanyakan orang merasakan suatu rasa yang bernama “BAHAGIA”.
Ada tujuh indikator kebahagiaan menurut pandangan Islam yang harus kita ketahui, di antaranya:
    
1. QOLBUN SYAKIRUN (Hati yang selalu bersyukur)

Hati akan merasa bahagia, apabila selalu mensyukuri apa yang telah di terima dan di dapat. Tak pernah mengeluhkan apapun pemberian Illahi. Selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan yang menyelimuti hati, dijauhkan dari stress, dan tak pernah merasakan lelah dalam menggapai cita kehidupan. Percayalah, hati yang senantiasa bersyukur akan senantiasa berasa dalam buaian bahagia. seperti firman Allah SWT, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-Rad: 28)
    
2. AL-AZWAJU SHALIHAH (Pasangan hidup yang shalih)

Kebahagiaan berumah tangga bukan hanya tercapai karena berlimpahnya harta, melainkan dengan adanya pasangan yang shalih di dalam keluarga, maka akan menciptakan suasana rumah yang senantiasa berselimutkan bahagia. Juga dengan pasangan yang shalih, akan terlahir generasi-generasi penerus yang shalih pula, sehingga terciptalah keluarga yang shalih dan shalihah.
   
3. AL-AULADUL ABRAR (Anak yang shalih dan shalihah)

Anak yang shalih dan shalihah selalu menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi kedua orang tuanya. Mereka mampu menciptakan suasana bahagia di tengah kerisauan dan kelelahan orang tua. Dengan doa yang senantiasa mereka panjatkan kepada Allah SWT untuk kedua orang tuanya, dijamin dikabulkan oleh Allah SWT. Maka berbahagialah para orang tua yang memiliki anak yang shalih dan shalihah.
    
4. AL-BAIATU SHOLIHAH (Lingkungan yang kondusif untuk iman kita)

Berada dalam lingkungan orang-orang yang senantiasa melafadzkan Asma Allah di setiap hembusan nafasnya, membuat kita merasa bahagia. Bahagia, karena dengan terlibatnya kita dalam lingkungan yang kondusif tersebut, dapat menarik naluri menjadi lebih memahami arti bahagia dalam balutan iman. Rasulullah SAW pun selalu menganjurkan kita untuk bergaul dan berkumpul bersama orang-orang shalih yang selalu mengajak pada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah. Disitulah letak kebahagiaan seorang muslim, sederhana namun bermakna.
    
5. AL-MALUL HALAL (Harta yang halal)

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya…” (Qs. Al-Baqarah: 267)

Bukan banyaknya harta yang membuat manusia bahagia secara sempurna, tetapi halalnya harta yang bisa menciptakan suasana bahagia yang nyata. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Sehingga hati menjadi bersih, suci, kokoh dan juga memberi ketenangan dalam hidup. Maka, gapailah harta yang halal, agar bahagia menghampiri setiap denyut nafas yang terhembus. Harta yang haram tidak akan mendatangkan bahagia, melainkan akan menimbulkan celaka pada akhirnya.
    
6. TAFAKUH FID-DIEN (Semangat untuk memahami agama)

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Qs. Al-Maidah: 16)

Allah SWT telah menjanjikan bahagia bagi orang-orang yang senantiasa memiliki semangat untuk memahami agama dan kitab-Nya. Menyalakan cahaya dalam kegelapan, menerangi setiap jalan yang tampak gelap gulita. Nah, dengan semangat yang tinggi inilah, manusia akan senantiasa diliputi rasa bahagia. Memberikan cahaya terang tersendiri di dalam hatinya, apapun yang dihadapi tak pernah dirasakan sebagai beban, disitulah letak kebahagiaan seorang muslim. Cinta-Nya yang membuat bahagia itu tertanam subur dalam qolbu.
    
7. UMUR YANG BAROKAH

Kenapa umur yang barokah dikatakan bahagia? jika usia yang semakin menua ini kian meningkatkan rasa cinta-Nya pada Illahi, semakin sholeh nan sholehah, setiap detiknya tak pernah lepas dari senandung Asma Allah ataupun dengan amal ibadah lainnya, maka hidup ini serasa berlimpah dengan keberkahan. Umur yang panjang tidak terbuang sia-sia, tingkatkan cinta pada-Nya, bangkitkan semangat bertemu dengan-Nya dalam balutan iman, maka umur yang tak seberapa ini akan menciptakan sensasi bahagia yang berbeda dalam jiwa.

Firman Allah dalam kitab-Nya, “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkan daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 96)

Sahabat, itulah tujuh indikator kebahagiaan yang penting untuk kita ketahui. Agar kita tidak menyalah artikan apa itu bahagia yang sebenar-benarnya bahagia. bahagia tidak melulu pada gemerlapnya sinar dunia, melainkan mampunya kita menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Yuk mari, membangun kebahagiaan bersama-Nya, karena-Nya dan hanya kepada-Nya. Semoga bermanfaat.


Lampung, Rabu 16 Maret 2016

Iklan