counter create hit Darurat Kejahatan Seksual Kian Melejit

Iklan

Iklan

,

Iklan

Darurat Kejahatan Seksual Kian Melejit

Administrator
3 Mar 2023, 20:03 WIB Last Updated 2023-05-30T00:46:00Z

 


Darurat Kejahatan Seksual Kian Melejit
Oleh: Lisa Oka Rina
(Pemerhati Kebijakan Publik)

Bocah Taman Kanak-kanak (TK) di Mojokerto diduga telah menjadi korban perkosaan tiga anak Sekolah Dasar (SD). Korban mendapat perlakuan tak senonoh secara bergiliran dan dugaan kasus ini sudah ditangani aparat kepolisian setempat.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Mojokerto Ajun Komisaris Polisi Gondam Prienggondhani membenarkan bahwa pihaknya menerima laporan kasus tersebut. Tanggal 18 Januari 2023 sudah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, orang tua korban, dan dua saksi. Hari itu juga penyidik mengirimkan panggilan untuk pemeriksaan terlapor," ujarnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan sebanyak 4.683 aduan masuk ke pengaduan sepanjang 2022. Nyaris dari lima ribu pengaduan itu bersumber dari pengaduan langsung, pengaduan tidak langsung (surat dan email), daring dan media massa. 

Pengaduan paling tinggi adalah klaster Perlindungan Khusus Anak (PKA) sebanyak 2.133 kasus. Kasus tertinggi adalah jenis kasus anak menjadi korban kejahatan seksual dengan jumlah 834 kasus.
Data tersebut mengindikasikan anak Indonesia rentan menjadi korban kejahatan seksual dengan berbagai latar belakang, situasi dan kondisi anak dimana berada," kata Ketua KPAI, AI Maryati Solihah dalam keterangan yang dikutip pada Ahad (22/1/2023). (Republika.co.id 22 jan 2023)

Paparan angka tersebut adalah fenomena gunung es, yaitu keadaan yang tidak terlihat, jauh lebih besar dan parah kondisinya.Keadaan ini menunjukkan Indonesia darurat kekerasan seksual. Ini adalah dampak suasana kehidupan sekuler yang mencampakkan rasa takut kepada Allah dalam kehidupan.

Pendidikan kita yang juga berbasis sekuler, juga memberikan jalan terbuka kondisi darurat kejahatan seksual yang dilakukan oleh anak anak. Pasalnya, pendidikan agama yang diajarkan disekolah, hanya terkait amaliah ibadah individu. Padahal ajaran islam itu komplit yang juga mengatur tata cara berpakaian, tata cara pergaulan antara laki-laki dan perempuan, termasuk sanksi tegas yang akan dijatuhkan kepada pelaku kejahatan.

Sejatinya gerak gerik kita senantiasa diawasi makhluk Allah, yakni malaikat di sebelah kanan dan kiri. Tapi suasana sekuler tadi, mencampakkan rasa takut tersebut. Yang ada malah rasa takut dan malu kepada manusia ketika kepergok menikmati konten porno. Dan konten porno, sekarang semakin mudah terakses, bahkan untuk anak anak, baik yang ada dalam game maupun iklan yang sliweran di aplikasi medsos.
 Kemajuan teknologi karena berbasis bisnis, malah menimbulkan mudharat kepada manusia. Berbagai kejahatan, tindakan kriminal seperti pembunuhan, perampokan, bisa menjadi lebih canggih karena belajar dari medsos.

Peran orang tua yang mandul, juga memperparah keadaan. Tekanan ekonomi saat ini, seperti tingginya biaya hidup karena harga barang-barang naik, listrik naik, BBM naik, jaminan kesehatan ditanggung sendiri di pundak masyrakat, telah memaksa ibu untuk bekerja agar dapur tetap ngepul, sehingga meminggirkan peran utamanya sebagai pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya. 

Hal itu bertolak belakang dengan ketika islam menyodorkan solusi tuntas dalam menyelesaikan masalah ini. Pendidikan berbasis aqidah islam, adalah hal yang mutlak diterapkan dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Dalam pendidikan islam pun, telah mencakup penjabaran batasan sistem pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan basis aqidah islam dan memanusiakan manusia.

Kemajuan teknologi yang bercorak aqidah islam, turut mewarnai suasana keimanan di tengah-tengah masyarakat. Kemajuan teknologi berbanding lurus dengan tingginya peradaban, pola pikir dan pola sikap manusia. 

Sistem ekonomi islam yang  menjamin tercapainya distribusi harta di tengah-tengah masyarakat secara individu per individu, pemenuhan kebutuhan pokok masyrakat mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan, dan pendidikan, adalah konsekuensi mutlak yang harus ditunaikan oleh negara karena perannya sebagai pengurus urusan masyrakat, yang akan berbuah pahala besar di sisi Allah kelak di Yaumul Qiyamah.
Sudah saatnya kita campakkan tatanan kehidupan sekulerisme yang rusak dan merusak ini ke dalam tong sampah peradaban. Dan bersama-sama kita mewujudkan peradaban mulia yakni dengan menjadikan islam sebagai asas di setiap sendi kehidupan kita.

Wallahu'alam bisshowab

Iklan