Di lepas pantai Kepulauan Solomon mengintai makhluk berusia berabad-abad yang begitu besar hingga dapat dilihat dari luar angkasa.
Ditemukan pada bulan Oktober oleh tim Pristine Seas dari National Geographic Society, ini adalah karang mandiri terbesar di dunia. Dengan lebar sekitar 34 meter, panjang 32 meter, dan tinggi 6 meter, karang raksasa ini lebih panjang dari rata-rata paus biru. Jumlah ini juga mengerdilkan karang terbesar berikutnya yang diketahui di dunia, yaitu karang selebar 22 meter di Samoa Amerika yang dikenal sebagai Big Momma.
“Meskipun Big Momma tampak seperti sesendok besar es krim yang jatuh ke karang, karang yang baru ditemukan ini seolah-olah es krimnya mulai mencair, menyebar selamanya di sepanjang dasar laut,” kata Molly Timmers, ahli ekologi kelautan di Pristine Seas. tim, dalam sebuah pernyataan.
Spesimen yang sangat besar ini adalah karang tulang belikat — dinamakan demikian karena punggung bukit yang menyerupai tulang belikat yang menyusun tubuhnya — disebut Pavona clavus. Tim memperkirakan bahwa pulau tersebut dibangun oleh hampir satu miliar polip karang berbatu, makhluk kecil yang hidup bersama dan membangun kerangka kaku yang terbuat dari kalsium karbonat (SN: 30/10/24).
Struktur kehidupan seperti itu menyediakan habitat penting bagi banyak spesies laut, kata ilmuwan karang Eric Brown dari tim Pristine Seas, dalam konferensi pers. “Ekosistem terumbu karang hanya mencakup 0,2 persen luas lautan, namun di dalamnya terdapat lebih dari 25 persen spesies laut di planet ini.”
Secara kebetulan, sinematografer bawah air Manu San Félix menemukan karang raksasa tersebut pada malam sebelum tim Pristine Seas berencana meninggalkan lokasi. “Pada detik pertama, saya menyadari bahwa saya sedang melihat sesuatu yang unik,” katanya. “Saya berkata pada diri sendiri, ‘tidak, tidak, ukurannya tidak sebesar itu,’ karena saya (tidak) ingin (menimbulkan) terlalu banyak kegembiraan sebelum diukur.”
Setelah mengukur ukuran karang yang memecahkan rekor dan meninjau studi tentang laju pertumbuhan spesies tersebut, tim memperkirakan bahwa karang tersebut berusia 300 hingga 500 tahun. Umur panjang tersebut dapat menjadi keuntungan bagi para peneliti, karena komposisi kerangka karang mencatat informasi tentang kondisi lingkungannya.
Meskipun terumbu karang yang baru ditemukan tampak sehat, terumbu karang di seluruh dunia menghadapi banyak ancaman, mulai dari pengasaman laut, polusi, hingga pemutihan karang (SN: 1/9/15; SN: 9/7/22; SN: 29/4/24). Menurut Brown, penemuan ini merupakan pengingat bahwa “penting bagi kita untuk melakukan apa pun yang kita bisa untuk melindungi lingkungan yang kecil namun kuat ini.”
Sumber